Serangan Jepang kepada Amerika Serikat di Pearl Harbour
Pengeboman Pearl Harbor merupakan serangan mendadak yang dilaksanakan oleh
Angkatan Laut Jepang atas Armada Pasifik
Angkatan Laut Amerika Serikat (AL AS) yang tengah berlabuh di pangkalan Pearl Harbor,
Hawai'i, pada tanggal 22 Januari
1941. Serangan ini mengakibatkan sebanyak +/- 20
kapal-kapal perang
dan 188 pesawat terbang Amerika rusak atau hancur, serta menelan 2.403
korban jiwa. Di lain pihak, Jepang 'hanya' kehilangan 55 dari 441
pesawat yang digunakan dalam serangan.
Setelah peristiwa ini, Jepang baru menyatakan perang kepada Amerika
Serikat dan memulai kampanye militernya di Asia-Pasifik Raya. Serangan
ini mengawali keterlibatan
Amerika Serikat dalam Perang Pasifik.
Sudut Pandang
Pada tanggal
26 November 1941, sebuah armada Jepang yang terdiri dari enam
kapal induk,
dua kapal tempur, dua penjelajah berat, satu penjelajah ringan,
sembilan perusak, dan delapan tanker bergerak meninggalkan meninggalkan
Teluk Hitokappu di
Kepulauan Kuril. Armada yang dipimpin oleh
Laksamana Madya Chuichi Nagumo tersebut berlayar menuju Pearl Harbor tanpa melakukan hubungan radio apapun
(radio silence).
Pada pagi hari tanggal
7 Desember 1941,
ratusan pesawat tempur, pengebom, dan pengebom-torpedo diluncurkan dari
keenam kapal induk tersebut, dan mengebom pangkalan militer Amerika
Serikat di kepulauan Hawaii (terbesar merupakan pangkalan udara
Angkatan Darat Amerika Serikat di
pangkalan militer Angkatan Udara Hickam), dan kebanyakan kapal yang berlabuh di pelabuhan Pearl, termasuk "
Barisan Kapal Tempur".
Hampir semua kapal terbang Amerika dimusnahkan di atas tanah; hanya
beberapa pejuang berhasil lolos dan bertempur. Dua belas kapal perang
dan kapal lain ditenggelamkan atau rusak, 188 kapal terbang dimusnahkan,
155 telah rusak dan 2.403 orang Amerika kehilangan nyawa mereka.
Kapal perang USS Arizona
diledakkan dan tenggelam menyebabkan 1.100 orang kehilangan jiwa,
hampir separuh dari orang Amerika yang mati. Badannya diabadikan menjadi
tugu peringatan kepada mereka yang tewas pada hari itu, kebanyakan dari
mereka diabadikan di dalam kapal tersebut.
Tembakan Amerika pertama dilepaskan pada
Perang Dunia II dan korban pertama serangan Pearl Harbor sebenarnya terjadi saat
USS Ward menyerang dan menenggelamkan kapal selam kerdil Jepang. Terdapat lima kapal selam kerdil
kelas Ko-hyoteki
yang merancang untuk mentorpedo kapal Amerika Serikat saat pengeboman
dimulai. Tidak satupun kapal selam tersebut berhasil kembali, dan hanya
empat dari lima yang dijumpai semenjak itu. Dari sepuluh kelasi kapal
selam tersebut, sembilan mati dan hanya seorang selamat ,
Sakamaki Kazuo, yang ditangkap; dia merupakan
tahanan perang pertama yang ditangkap oleh pihak Amerika dalam Perang Dunia II.
Analisis gambar terkini oleh
Institut Angkatan Laut Amerika Serikat - United States Naval Institute
menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan besar salah sebuah kapal selam
kerdil telah berhasil memasuki pelabuhan, dan berhasil menembakkan
torpedo ke arah
USS West Virginia. Kedudukan terakhir kapal selam ini tidak diketahui.
[1]
Kapal induk Jepang yang terlibat dalam serangan tersebut adalah:
Akagi,
Hiryu,
Kaga,
Shokaku,
Soryu,
Zuikaku. Semuanya memiliki sejumlah 441 kapal terbang, termasuk pejuang, pengebom-torpedo, pengebom penyelam dan pengebom-pejuang (
fighter-bombers).
Dari semuanya, 29 musnah dalam pertempuran. Kapal terbang menyerang
dalam dua gelombang, dan Nagumo memutuskan untuk membatalkan serangan
ketiga untuk mundur.
Serangan pertama terhadap Pearl Harbor adalah pada pukul 07:53 tanggal
7 Desember, Waktu Hawai'i ataupun pukul 03:23 tanggal
8 Desember Waktu Jepang (lihat
Nota Pasukan Penyerang Pearl Harbor). Militer Jepang mulai memasuki perbatasan Jajahan Baru
Hong Kong pada subuh
8 Desember 1941[2].
Hong Kong Time
adalah satu jam belakang Masa Kemenangan Jepang, dengan itu serangan
pada Pearl Harbor merupakan sebagian perperangan pentas luas serangan
hampir serentak dan bukannya permulaan —24 jam sebelum serangan di Asia—
gambaran yang mungkin kelihatan jika sekilas melihat tanggal.
Strategi
Tujuan serangan Pearl Harbor adalah untuk melumpuhkan
Angkatan Laut Amerika Serikat di Pasifik, walaupun untuk sementara. Laksamana
Isoroku Yamamoto
sendiri menyatakan bahwa serangan yang berhasil sekalipun hanya
memberikan setahun dua tahun kebebasan bertindak. Jepang telah terlibat
dalam perperangan dengan
Cina selama beberapa tahun (bermula pada tahun 1937) dan telah merampas
Manchuria
beberapa tahun sebelumnya. Rancangan untuk serangan Pearl Harbor untuk
menyokong kelanjutan ketentaraan lanjut bermulai pada Januari 1941, dan
latihan untuk misi berlangsung pada pertengahan tahun saat proyek ini
dianggap layak setelah perselisihan sesama tentara laut Kekaisaran (
Imperial Navy infighting).
Dua gelombang serangan dilancarkan oleh Jepang yang datang dari pelbagai
arah. Radar Amerika Serikat yang mendeteksi mereka dari sejauh 200 batu
terletak di bagian atas peta ini.
Sebagian dari rancangan Jepang untuk serangan ini termasuk memutuskan
perundingan dengan Amerika Serikat sebelum (dan hanya sebelum) serangan
tersebut. Duta dari Kedutaan Jepang di
Washington, termasuk wakil istimewa
Kurusu Saburu, telah mengadakan perbincangan lanjut dengan Departemen Negara mengenai reaksi Amerika Serikat terhadap pergerakan Jepang ke
Indochina
pada musim panas. Hanya sebelum serangan, perutusan panjang dengan
tujuan mengantarkannya dari Kedutaan ke Kantor Urusan Luar Negeri di
Tokyo, dengan tujuan untuk mengantarkannya ke
Sekretaris Hull sejurus sebelum serangan dijadwalkan bermula (contoh., 1 PM waktu Washington). Disebabkan kelewatan
nyah-enkripsi dan
menaip,
tangan kanan Kedutaan gagal melakukannya; perutusan panjang memutuskan
perundingan diantarkan lama setelah waktu yang sepatutnya, dan lama
selepas serangan telah bermulai. Kelewatan penyampaian nota tersebut
menambah kemarahan Amerika Serikat terhadap serangan tersebut, dan sebab
utama bagi gambaran terkemuka
Roosevelt
sebagai "… tanggal yang akan abadi dalam kekejian". Yamamoto
kelihatannya setuju; dia juga tidak gembira dengan kesalahan waktu. Dia
dikatakan telah berkata, "Saya bimbang apa yang kita lakukan adalah
membangunkan raksasa yang tidur dan memberikannya tekad yang dashyat",
tetapi ini dikatakan petikan yang dicipta untuk filem,
Tora! Tora! Tora!. Walaupun petikan itu bukan disebut oleh Yamamoto, ia kelihatannya menggambarkan perasaannya mengenai serangan tersebut.
Kedua bagian perutusan akhir telah
dinyah-enkripsi oleh Amerika Serikat lama sebelum Kedutaan Jepang berhasil melakukannya, dan
nyah-enkripsi bagian kedua yang menyebabkan Jenderal
George Marshall
untuk menghantar peringatan terkenalnya ke Hawaii pada pagi — yang
sebenarnya diantar oleh, penunggang sepeda perutusan Jepang kelahiran
Amerika, kepada Jenderal
Walter Short
di Pearl Harbor beberapa jam selepas serangan berakhir (terdapat
kesulitan dengan komunikasi Militer, dan kelewatan penghantaran akibat
kabel perdagangan, dan entah bagaimana kehilangan tanda "PENTING" dalam
penghantarannya).
Dampak Sesaat
Dari segi tujuan strategi serangan ke atas Pearl Harbor merupakan,
dalam tempo singkat ke serdahana, kejayaan gemilang yang melampaui mimpi
terbaik perancangnya dan mempunyai sedikit yang setanding dengannya
dalam sejarah ketentaraan di era apapun. Disebabkan kehilangan yang
parah di Pearl Harbor dan penjajahan lanjutan Jepang di
Filipina, dalam tempo enam bulan berikutnya, angkatan laut Amerika Serikat hampir gagal memainkan peranan penting dalam
pentas Asia Perang Dunia II. Dengan
Angkatan Pasifik
Amerika Serikat hampir keluar dari perkiraan, pihak Jepang bebas dari
kebimbangan mengenai kekuasaan laut Pasifik lain. Jepang terus menjajah
Asia Tenggara, seluruh barat daya Pasifik dan mengulurkan cengkeramannya
jauh ke
Samudera Hindia.
Dampak Berkepanjangan
Bagaimanapun, dalam jangka masa panjang serangan ke atas Pearl Harbor
merupakan malapetaka strategis bagi Jepang. Malah Laksamana Yamamoto Isoroku,
yang mencetuskan ide menyerang Pearl Harbor, telah meramalkan bahwa
sungguhpun dengan kejayaan menyerang Angkatan Amerika Serikat tidak akan
dan tidak mampu memenangkan peperangan dengan Amerika Serikat, sebab
kemampuan pengeluaran Amerika terlalu besar. Salah satu tujuan Jepang
adalah untuk memusnahkan tiga kapal induk Amerika Serikat yang diletakkan di Pasifik, tetapi tiada ketika serangan terjadi — Enterprise dalam perjalanan pulang, Lexington telah berlayar keluar beberapa hari sebelumnya, dan Saratoga berada di San Diego selepas pengubah-suaian di Galangan Angkatan Laut Puget Sound.
Merusak kebanyakan kapal perang Amerika Serikat dari bertugas, dianggap
secara meluas— oleh tenteAngkatan Laut dan pemerhati sedunia —sebagai
keberhasilan cermelang bagi pihak Jepang. Kehilangan kapal perang
meninggalkan AL AS tiada pilihan kecuali meletakkan keyakinan mereka
pada kapal induk dan kapal selam, yang merupakan kebanyakan yang
tinggal—dan ini merupakan peralatan dengan mana AL AS menghentikan dan
kemudian mengundurkan kemajuan Jepang. Kehilangan kapal perang
sebenarnya tidak sepenting yang dipikirkan oleh semua orang sebelum (di
Jepang) dan selepas serangan (di Jepang dan Amerika Serikat). Kemungkinan yang paling penting, serangan Pearl Harbor bertindak sebagai
katalisator yang menggerakkan sebuah negara untuk bertindak serta merta
yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh perkara lain. Dalam waktu
semalam saja, ia menyatukan seluruh Amerika dengan tujuan berperang dan
memenangkan peperangan dengan Jepang, dan kemungkinan mendorong
kedudukan penyerahan tanpa syarat yang ditekankan oleh pihak Sekutu. Sebagian sejarawan percaya bahwa Jepang tetap akan kalah, tanpa memandang samaada depot minyak dan kedai mesin dimusnahkan atau sekiranya kapal induk berada di pelabuhan dan ditenggelamkan.
Tindakan Pembalasan dari Amerika
Pada
8 Desember 1941,
Kongres Amerika Serikat menyatakan perang atas Jepang dengan
Jeannette Rankin yang merupakan orang yang satu-satunya tak setuju atas pernyataan itu.
Franklin D. Roosevelt menandatangani pernyataan perang tidak lama kemudian, menggelar hari sebelumnya "tanggal yang akan kekal dalam keburukan."
Pemerintah Amerika Serikat meneruskan pengerahan tentara, dan mulai beralih kepada
ekonomi perang.
Permasalahan terkait adalah kenapa
Jerman Nazi menyatakan perang atas
Amerika Serikat pada
11 Desember 1941 sejurus selepas serangan Jepang.
Hitler tidak perlu melakukannya di bawah syarat
blok Poros,
tetapi tetap melakukannya. In pastinya menggandakan kemarahan penduduk
Amerika dan membenarkan Amerika Serikat untuk menningkatkan sokongannya
terhadap
Britania Raya, yang melewatkan sedikit tempo tindakan pembalasan Amerika atas kekalahan di Pasifik.
Kepentingan Dalam Sejarah
Pertempuran ini, sebagaimana Pertempuran Lexington dan Concord, mempunyai dampak terhadap sejarah. Ia hanya mempunyai sedikit dampak militer akibat kegagalan angkatan laut Jepang
untuk menenggelamkan kapal induk Amerika Serikat, tetapi sungguhpun
sekiranya kapal induk telah ditenggelamkan tidak akan membantu Jepang
dalam jangka masa panjang. Serangan tersebut membuat Amerika Serikat terlibat penuh dan ekonomi pengilangan dan pelayanannya yang besar kepada Perang Dunia II,
mendorong pada kekalahan blok Poros sedunia. Saat mendengar bahwa
serangan atas Pearl Harbor akhirnya telah melibatkan Amerika Serikat ke
dalam peperangan, Perdana Menteri Britania Raya, Winston Churchill,
menulis "Dengan emosi dan penuh perasaan yang puas, saya baring ke
pembaringan dan tidur dengan tidur orang yang diselamatkan dan
bersyukur". (Sir Winston Churchill – The Second World War,
jilid 3, halaman 539)". Kemenangan pihak Sekutu dalam pertempuran ini
dan kebangkitan Amerika Serikat sebagai kuasa besar dunia telah
membentuk politik internasional sejak saat itu.